Jumat, 11 Maret 2011

KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGRI


KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGRI

1.Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Faktor Spesifik

Dalam model ini, mobilitas buruh antara industri satu dan yang lain sangatlah mungkin ketika modal tidak bergerak antar industri pada satu masa pendek. Faktor spesifik merujuk ke pemberian yaitu dalam faktor spesifik jangka pendek dari produksi, seperti modal fisik, tidak secara mudah dipindahkan antar industri. Teori mensugestikan jika ada peningkatan dalam harga sebuah barang, pemilik dari faktor produksi spesifik ke barang tersebut akan untuk pada term sebenarnya. Sebagai tambahan, pemilik dari faktor produksi spesifik berlawanan (seperti buruh dan modal) cenderung memiliki agenda bertolak belakang ketika melobi untuk pengednalian atas imigrasi buruh. Hubungan sebaliknya, kedua pemilik keuntungan bagi pemodal dan buruh dalam kenyataan membentuk sebuah peningkatan dalam pemenuhan modal. Model ini ideal untuk industri tertentu. Model ini cocok untuk memahami distribusi pendapatan tetapi tidak untuk menentukan pola pedagangan.

Manfaat perdagangan internasional

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
  • Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
    Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
  • Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
    Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
  • Memperluas pasar dan menambah keuntungan
    Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
  • Transfer teknologi modern
    Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Faktor pendorong

Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
  • Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
  • Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
  • Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
  • Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
  • Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi
  • Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
  • Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
  • Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

[Peraturan/Regulasi Perdagangan Int

ernasional

Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran diantaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan arif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut.
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui World T
de Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of Area of America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment juga gagal pada tahun-tahun belakangan ini.

2.Perkembangan Ekspor Indonesia .

Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional.

Ekspor 2010 dan Prospek 2011

Senin, 7 Maret 2011 - 08:14 wib

2010 ternyata menghasilkan kinerja ekspor yang sangat membanggakan bagi Indonesia. Sepanjang 2010, ekspor tercatat sebesar USD157,7 miliar, jauh melampaui ekspor 2009 yang mencapai USD116,5 miliar.
 
Ini berarti terdapat kenaikan lebih dari 35 persen, suatu peningkatan yang sangat tinggi. Kendati demikian, untuk fair-nya, kita juga harus melihat, ekspor yang relatif rendah pada 2009 terjadi karena pada tahun itu terjadi krisis global.

Sebelumnya, pada 2008, ekspor Indonesia juga meningkat tajam. Pada 2008 ekspor Indonesia mencapai USD137 miliar. Ini berarti kenaikan ekspor pada 2010 bukan hanya mengalami pemulihan (
recovery) dari penurunan pada 2009, melainkan mulai meneruskan tren yang dibangun kinerja ekspor sampai 2008.
 
2010, ekspor naik 14 persen dari 2008. Dalam kinerja ekspor 2010, kita melihat ekspor komoditas naik cukup tinggi. Sebagian di antaranya tentu karena kenaikan harga komoditas global seperti minyak bumi, minyak sawit, karet, dan batu bara.

Kendati demikian, dari kenaikan ekspor tersebut, sebagian besar lagi berupa peningkatan volume dari ekspor itu sendiri, misalnya minyak sawit. Pada 2010, produksi minyak sawit Indonesia mencapai 22,3 juta ton, jauh melampaui Malaysia yang 17 juta ton.

Lantaran konsumsi di dalam negeri hanya sekira lima juta ton, ekspor minyak sawit Indonesia akhirnya mencapai sekira 17 juta ton, baik dalam bentuk minyak sawit mentah (
crude palm oil) maupun produk jadi. Demikian juga batu bara yang mengalami kenaikan produksi.
Beberapa perusahaan batu bara besar bahkan sudah menguji ulang berapa besar depositnya dan ternyata mendapatkan deposit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
Sementara itu, kenaikan produksi batu bara PT Bukit Asam sangat tergantung dari sarana pengangkutannya. Begitu sarana pengangkutan mampu mengangkut lebih banyak, produksi juga mengalami kenaikan.

Satu hal yang menarik dari ekspor kita adalah ekspor minyak sawit dan karet yang masing-masing mencapai USD16,3 miliar dan USD9,4 miliar pada 2010 telah mendekati ekspor minyak dan gas yang pada tahun tersebut mencapai USD28 miliar.

Akan tetapi jika kita memilih batu bara ditambah karet, ekspor kedua komoditas tersebut telah menyamai ekspor seluruh minyak dan gas pada 2010 tersebut. Bagaimanapun, hal tersebut merupakan suatu kinerja yang sangat bagus dari komoditas nonmigas.

Saya bahkan meyakini minyak sawit ditambah karet Indonesia akan melampaui ekspor minyak dan gas dalam waktu tidak terlalu lama. Hal ini penting dikemukakan karena bagaimanapun minyak dan gas bumi adalah komoditas yang tidak renewable.

Jika mereka habis, kita tidak akan memperolehnya kembali. Adapun karet dan sawit  ekspor produk industrinya. Di masa lalu, produk industri yang banyak kita ekspor adalah tekstil dan pakaian jadi.
 
Ekspor produk tersebut pada 2010 mencapai sekira USD10,5 miliar meskipun ekspor produk tersebut tidak termasuk dalam daftar 10 barang ekspor utama Indonesia. Dewasa ini ekspor barang industri telah semakin meningkat macam ragamnya.

Produk mesin/peralatan listrik (HS 85),misalnya, mengalami kenaikan ekspor dari USD8 miliar menjadi USD10,3 miliar. Kita mengetahui, selain perusahaan domestik, banyak investor asing yang memproduksi berbagai hal di Indonesia. Sebagian produk mereka diekspor.

Samsung dan Lucky Goldstar, dua raksasa elektronik Korea, selain melakukan ekspansi di pasar domestik, juga terus meningkatkan ekspor. Demikian juga berbagai perusahaan Jepang di Indonesia. Panasonic, misalnya, telah meningkatkan kapasitas produksi untuk pembuatan komponen elektronik yang diekspor ke seluruh dunia.

Perusahaan tersebut bahkan akan menambah kapasitas pabriknya lagi dengan melakukan relokasi lebih lanjut dari pabriknya di China dan Vietnam ke Indonesia. Dalam suatu pertemuan Pacific Economic Cooperation Council (PECC) di Jepang baru-baru ini, seorang teman delegasi dari Indonesia mengagumi kamera Nikon yang dipergunakan seorang anggota delegasi dari Jepang.

Setelah diperhatikan secara teliti, ternyata kamera yang dikagumi ters
but adalah buatan Indonesia. Bahkan berdasarkan penelitian lebih lanjut, ternyata kamera Olympus, Canon, dan Nikon (mungkin juga merek lain) untuk sebagian produknya memang dibuat di Bandung.

Produk-produk inilah yang akhirnya ikut meningkatkan ekspor Indonesia di bidang elektronik. Produk industri lainnya yang meningkat adalah mesinmesin dan pesawat mekanik (HS 84).

Ekspor produk ini naik dari USD4,7 miliar pada 2009 menjadi hampir USD5 miliar pada 2010. Sementara itu ekspor kendaraan dan bagiannya (HS 87) juga naik tajam, yaitu dari USD1,957 miliar menjadi USD2,899 miliar, suatu kenaikan hampir separuhnya. Indonesia memang banyak mengekspor komponen kendaraan bermotor atau kendaraan yang diekspor dalam bentuk terurai (completely knocked down atau CKD) dan mobil jadi atau completely built up (CBU).

Nilai ekspor hampir USD3 miliar tersebut berarti sekira 300 ribu unit kendaraan roda empat. Kendaraan roda empat yang kita ekspor banyak ditemui di Timur Tengah maupun negara-negara ASEAN.

Bagaimana prospek ekspor pada 2011? Beberapa faktor yang menentukan ekspor Indonesia pada 2011 adalah prediksi harga komoditas serta kapasitas yang memungkinkan pertumbuhan volume produksi. Dari sisi harga, fluktuasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini rasanya mempersulit upaya untuk melakukan prediksi tersebut.


Namun dengan semakin kuatnya pemulihan ekonomi global, rasanya harga komoditas dunia akan meningkat. Sementara itu hasil penanaman beberapa tahun yang lalu akan meningkatkan volume produksi minyak sawit dan karet lebih lanjut.

Demikian juga produksi batu bara juga akan meningkat. Investasi yang terus berlanjut juga akan memungkinkan ekspor produksi barang industri naik. Dengan melihat tren pada tahun-tahun lalu serta kinerja ekspor Januari 2011 yang mencapai sekira USD14 miliar, bisa diperkirakan ekspor Indonesia pada 2011 akan mencapai USD170 miliar–180 miliar. Kendati demikian, saya tidak akan terkejut jika ekspor tersebut melebihi kisaran itu.(*)

3.Tingkat Daya Saing
Daya saing Indonesia masih dibawah negara-negara tetangga di kawaan Asia Tenggara.Adapun faktor-faktor penyebabnya antara lain:

Menurut World Economic Forum (WEF),yang telah malakukan survey 139 negara,Indonesia berada pada urutan ke 44 dibawah Thailand yang berada di urutan 38,Brunei pada urutan ke 28,Malaysia pada urutan ke 26 dan Singapura pada urutan ke 3.
Pertanyaanya,mengapa Indonesia tidak beranjak dalam kategori daya saing yang rendah?Ada beberapa penyebab mengapa Indonesia tatap bercokol pada kelompok negara dengan daya saing ekonomi yang rendah antara lain:Pertama,infrastruktur (social overhead capital).Dalam sebuah survey didapatkan bahwa kondisi jalan di Indonesia berada pada urutan ke 84 dunia,pelabuhan urutan ke 96,listrik urutan ke 97,sangat tertinggal kalau kita bandingkan lagi dengan negara asia tenggara yaitu Malaysia urutan ke 30,Thailand urutan ke 23 dan singapura berada pada urutan ke 5.Dengan kualitas yang demikian akan melemahkan dorongan untuk berusaha atau memperluas usaha dan juga dapat menghambat investor asing tidak tertarik melakukan investasi langsung.Mereka lebih tertarik berinvestasi dalam bentuk portofolio,seperti Surat Utang Negara (SUN).Sekarang ini,arus modal asing melalui pembelian SUN sebesar Rp 178,5 trilliun.Tetapi modal ini sulit dipergunakan membiayai sektor riil karena merupakan hot money,dan sebaliknya dapat menyebabkan bencana apabila sewaktu-waktu penanam modal menarik modalnya.

Kedua,birokrasi pemerintah.Birokrasi pemerintah sampai saat ini masih belum effisien.Pengurusan ijin-ijin usaha dan ijin lainya memerlukan waktu yang lama dan harus melalui mata rantai yang panjang dan masih disertai pungutan-pungutan yang tidak semestinya.

Ketiga,kepastian hukum.Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi semangat berusaha dan berkompetisi adalah kepastian hukum.Iklim usaha yang baik dan semangat bersaing yang fair hanya dapat dilakukan apabila negara menjamin tegaknya supremasi hukum (rule of law).

Keempat,korupsi.Untuk negara negara ASEAN,Indonesia masih termasuk negara terkorup.Korupsi di Indonesia sudah masuk pada semua tingkat birokrasi,dari tingkat paling atas sampai ke tingkat paling bawah.

Kelima,kualitas sumber daya manusia.Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih rendah.Hal ini disebabkan antara lain karena tingkat pendidikan yang rendah.Tingkat pendidikan tersebut akan berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas yang rendah pula.Faktor lain yang menkadi penyebab adalah tingkat kesehatan,karena tingkat ekonomi yang rendah dan biaya pengobatan yang mahal.

SUMBER 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar